rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Sunday, January 5, 2014

Suka duka nikah di Jepang

Pernikahan kami penuh cerita dan tantangan.  Waktu pacaran kami yang begitu singkat membuat kaget banyak orang dengan pernikahan kami yang tiba-tiba. Kami juga baru saling mengenalkan diri ke keluarga masing-masing hanya sebatas lewat Skype. Orang tua saya sempat menentang pernikahan kami karena sama sekali mereka tidak mengenal calon mantu nya ini. Setelah berbagai bujukan disertai rajukan akhirnya orang tua pun merestui pernikahan kami.
Masalah ternyata ga selesai sampai disitu. Orang tua saya menginginkan resepsi diadakan di Indonesia, dengan alasan karena saya anak sulung. Sedangkan saya dan Mas menginginkan resepsi diadakan di Jepang saja dengan alasan menekan budget juga Mas yang tidak memungkinkan buat pulang ke Indonesia. Setelah diskusi yang sangat panjang kami memutuskan untuk memanggil keluarga ke Jepang dan pernikahan tetap diadakan di Jepang. Sebelum pergi ke Jepang kedua belah pihak keluarga bertemu terlebih dulu di Sumedang. 
Kami mengira masalah selesai sampai disitu. Ternyata kami masih harus berhadapan dengan masalah surat-surat pengantar. Meskipun surat pengantar nikah N1 dan segala rupanya sudah diselesaikan oleh keluarga di Indonesia dan telah dilampirkan buat kelengkapan syarat menikah disini, pihak kedutaan meminta surat pernyataan dari orang tua saya bahwa orang tua saya menyerahkan saya buat dinikahkan oleh pihak wali hakim. Padahal jelas-jelas Bapak saya bisa datang ke Jepang dan menyanggupi untuk menjadi wali nikah. Tapi pejabat yang bersangkutan di kedutaan tidak bersedia menikahkan kalau tidak ada surat tersebut. Akhirnya orang tua saya mengalah dan membuat surat tersebut yang katanya hanya sebagai formalitas saja. Ternyata itu tidak hanya sekedar formalitas saja, sebut saja Bapak M, yang mengurus pernikahan kami menulis nama penghulu sebagai wali nikah saya di surat nikah kami. Betapa merasa berdosa nya saya kepada orang tua saya yang telah banyak mengalah buat pernikahan kami ternyata di surat nikah ditulis nama orang lain sebagai wali nikah. Padahal pas nikah Bapak menjadi wali nikah saya, tanpa diwakilkan. Meski hanya sebatas surat, saya ga bisa membayangkan perasaan Bapak begitu melihat surat nikah kami yang tidak ada nama beliau. Allah maha mengetahui segalanya. Meskipun kejadian itu sudah setahun lebih, tapi masih jadi ganjalan buat kami. Biar Allah yang membalas semuanya. 
Semoga jadi pembelajaran buat pasangan yang hendak menikah disini untuk lebih teliti dengan persyaratannya.

My little familly


Setelah sekian lama akhirnya saya menemukan kembali blog ini... Mau nyoba-nyoba nulis lagi berbagi cerita tentang keluarga kecil kami. 
Alhamdullilah Allah telah memberikan saya jodohnya... Dan saya mengakhiri masa lajang saya di tahun kelima saya tinggal di negara sakura ini. Setelah melewati segala sesuatu yang sangat panjang,saya menikah dengan orang yang sangat tidak disangka-sangka. Saya malah menikah dengan orang yang dulu mengenalkan saya dengan orang yang sekarang jadi mantan pacar saya... Hohoho aneh bukan? Tapi menarik dan saya sangat berterima kasih sekali pada Allah karena telah mengirimkan Mas sebagai jodoh saya... Setahun kemudian lahir lah Mas junior yang membuat hidup saya jungkir balik dan lebih penuh rasa. Ahmad Azzam Keita, buah hati kami yang bisa menyatukan kami dan meruntuhkan ego kami.
Semoga keluarga kecil kami selalu dilimpahi berkah juga karuniaNya.